Feel Your Sholat (1)

Nofalia Nurfitriani
5 min readApr 7, 2021

--

Masjid Al-Hikmah, Masjid Indonesia di Den Haag, Belanda, 2018 (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Tanggal 17–20 Februari 2021 yang lalu, aku mengikuti online course “Feel Your Sholat” dari QuranReview. Masya Allah materinya benar-benar bagus dan mengingatkan kembali bahwa kita harus sholat dengan sebaik-baiknya karena maknanya itu dalem banget. Alhamdulillah Allah gerakkan dan kasih aku kesempatan untuk mengikuti online course ini. Aku coba tulis apa yang dibahas pada online course ini, sebagai pengingatku, dan mudah-mudahan orang lain juga bisa membaca dan mendapatkan manfaatnya, aamiinn…

Karena pembahasannya cukup panjang, aku bagi menjadi 4 bahasan: Kenapa harus sholat (Feel Your Sholat (1) — tulisan ini), Unboxing surat Al-Fatihah (Feel Your Sholat (2)), Mendekat pada Allah (Feel Your Sholat (3)), dan Fadhilah Sholat (Feel Your Sholat (4)).

KENAPA HARUS SHOLAT

Sholat lekat sekali dengan kehidupan Rasulullah SAW (ketika Isra’ Mi’raj). Tapi selain Rasul, Nabi Adam dulu juga sudah ada sholat, semua nabi pernah melakukan sholat, namun caranya berbeda atau belum sesempurna seperti Rasul.

Turunnya perintah sholat

Sholat berasal dari kata Silah (connection, hubungan — hubungan dengan Allah). Sholat penuh dengan doa, sholat itu ibadah yang paling perfect dan luar biasa dan yang pertama kali dihisab itu amal sholat. Perintah sholat turun ke Rasul saat Rasul melakukan Isra’ Mi’raj.

Isra’ Mi’raj terjadi saat tahun kesedihan/duka cita karena ada kematian luar biasa yaitu Khadijah binti Khawarij dan Abu Thalib bin Abdul Muttalib (Abu Thalib merawat Nabi sejak kecil, Nabi tidak punya sosok ayah, padahal Abu Thalib anaknya banyak banget, tetapi masih mau mengurus Nabi. Dari kecil Nabi diajak berdagang, sampe ketemu pendeta yang bilang Muhammad adalah Nabi terakhir. Dan di akhir hayatnya Abu Thalib, beliau tidak sempai bersyahadat, makanya Nabi sedih banget).

Abu Thalib itu pemuka suku Quraisy, Khadijah saudagar, semuanya kuat, jadi saat meninggal, semua musuh makin kejam, nabi pindah dakwah ke Thaif (berharap dapat dukungan di sana). Jadi pada saat itu masa-masa yang susah. Ketika di Thaif (pergi ditemani Zaid bin Haritsah), gak ada satupun yang masuk Islam, beliau diusir dari Thaif. Di Thaif selama 10 hari. Ketika balik ke Mekkah, orang-orang sampai membentuk barisan dan melempari nabi pakai batu hingga bercucuran darah, mencaci dll. Saat itu juga para muslim berpencar mencari perlindungan (karena Abu Thalib sudah meninggal, Khadijah juga).

Ketika itu, Allah hadirkan Isra’ Mi’raj (nabi udah sedih banget dan udah sakit banget). Isra’ (perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa) dan Mi’raj (tangga, perjalanan dari baitul maqdis sampai ke sidratul muntaha). Terjadi di tahun ke 10 kenabian (ada juga yang bilang tahun 12) sebelum Nabi hijrah ke Madinah (masa2 akhir di Makkah).

Pada malam itu (malam Isra’) terjadi pembelahan dada Rasul yang kedua, dicuci oleh malaikat Jibril memakai air zam-zam (pembelahan dada pertama saat Nabi umur 6 tahun ketika diurus oleh Halimatussadiyah). Malaikat Jibril datang dengan buraq (seperti kuda yang bersayap, cepet banget). Nabi bersama Jibril pergi menggunakan buraq dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.

Dari baitul maqdis naik ke langit pertama, bertemu dengan Nabi Adam (tingginya setara dengan 60 siku tangan). Melihat ke arah kanan tertawa (melihat umatnya masuk surga), melihat ke kiri nangis (melihat umatnya masuk neraka). Menyapa Nabi Muhammad “Selamat datang wahai anakku yang soleh”.

Di langit kedua bertemu dengan Nabi Yahya, Nabi Zakaria, dan Nabi Isa. Menyapa juga “Selamat datang nabiku yang soleh”. Di langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf menyapa “Selamat datang Nabi dan sodaraku yang soleh”. Di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris. Di langit kelima bertemu Nabi Harun dan Nabi Imran. Di langit keenam bertemu Nabi Musa bin Imran. Kesemuanya menyapa Rasul. Kemudian, di langit ketujuh, terdapat bait makmur (tempat tawafnya para malaikat, posisinya sejajar dengan kakbah di dunia), bertemu dengan Nabi Ibrahim “Selamat datang Nabiku dan anakku yang soleh”.

Setelah itu naik ke sidratul muntaha (sidrun: pohon, muntaha: di QS An-Najm: 14 artinya selesai — bisa bermakna larangan, jadi sesuatu yang paling atas, batasan makhluk Allah bisa memandang/mengetahui apa-apa mengenai alam semesta, lewat dari situ hanya Allah saja yang bisa). Sidratul muntaha penuh dengan daun, emas, mutiara. Pohonnya itu besar sekali, sampai butuh 100 tahun perjalanan untuk mencapai puncak pohon sidr tersebut. Pohon tersebut menaungi semua langit bahkan sampai surga, di sebelah sidratul muntaha ada surga.

Kemudian Jibril berubah jadi malaikat yang asli (saat awal perjalanan Jibril berbentuk manusia). Jibril berkata (kurang lebih): “Saya diperintahkan hanya sampai sini ya Rasul”. Kemudian Rasul naik lagi dan bertemu dengan Allah SWT. Cahaya Allah langsung menerangi sidratul muntaha. Nabi diajak ngobrol sama Allah tanpa perantara :’)

Pada saat itu Allah menyampaikan perintah sholat (dari 50 waktu solat ke 5 waktu (Nabi mencari pendapat kepada Nabi-nabi lain dan menyampaikannya kepada Allah sehingga sholat ditetapkan menjadi 5 waktu).

Jadi, kenapa kita sholat?

Dari Isra’ Mi’raj, hadirlah hijrah ke Madinah. Jadi ketika ditanya, kenapa kita solat? Ingat saja kebesaran Allah ketika waktu itu diperlihatkan ke Rasul. Bayangkan kalau kita juga menyaksikan peristiwa itu, Rasul kan manusia, kita juga manusia, kalau kita masuk surga kita juga bisa bertemu Allah. Allah itu udah alasan yang cukup kenapa kita sholat.

Kenapa harus sholat? Karena Allah. Semua itu ujungnya ke Allah. Jangan sampai nanti di akhirat, Allah memalingkan cahaya-Nya dari kita. Sejatinya rumah kita itu ada di akhirat. Jadi, sholat sebagai bekal (amal) kita pulang.

Kenapa kita harus feel/ merasakan sholat kita?

Diceritakan seorang sahabat Nabi yang sholat dekat Nabi, Nabi menegur hingga 3x “Kamu belum solat”. Artinya belum sempurna dalam solat/belajar solat. Kemudian sahabat tsb meminta diajarkan sholat.

Hati-hati ketika kita merasa sudah sholat, ternyata kita belum solat, padahal tak pernah kelewat sholatnya. Maka itu, kita harus belajar sholat, biar bisa merasakan/feel the sholat (penentu kita kembali ke Allah atau tidak). Jadi jangan sampai “Yaudah yang penting sholat aja deh.” Jangan!

Sholat adalah tiang agama, tiang kehidupan. Ibarat gedung, ada tiang, kalo tiang tersebut dipindahkan maka akan roboh. Maka, sholatlah tepat waktu, bahkan sudah bersiap dari sebelum adzan (menyambut adzan berkumandang, bisa menambah ketakwaan). Persiapan sholat juga harus diresapi (wudhu baik, pakaian baik, menghadap kiblat). Menunda-nunda sholat itu sebenarnya tidak boleh. Kita memang gak dosa jika telat solat, tapi itu suatu kesalahan.

Apa itu kiblat? Dari Qobila: pusat dari segala arah. Qiblatu (di sini dalam bahasa arab maknanya mengkhususkan ke sesuatu tempat yaitu kakbah/baitullah, masjidil haram). Kiblat itu bukan sesembahan/objek, tapi arah yang dituju.

Manfaat sholat diantaranya yaitu memberikan ketenangan, kedamaian, solusi (karena sholat ini bagaikan obat, kalau masih tak tenang, bukan obatnya yang salah, tapi cara kita minum obatnya yang salah. Jadi bukan sholatnya yang salah, tapi cara kita sholatnya). Selain itu, jaminannya ketemu Allah. Manfaat sholat ini akan dibahas di tulisan selanjutnya bagian Feel Your Sholat (4) ya.

Jadi, kenapa kita harus feel our sholat? Allah itu pengen banget memulihkan hati kita supaya semangat lagi, senang lagi (ingat kisah Isra’ Mi’raj Nabi saat tahun kesedihan). Betapa sayangnya Allah sama kita, Allah Maha Baik, Penyayang, Maha Cinta.

Yuk lanjut baca Feel Your Sholat (2) (Unboxing Al-Fatihah) :)

--

--

Nofalia Nurfitriani

A policy advisor specializing in fair & sustainable development (esp. on food, agrarian, & env issues). I enjoy sports, baking, volunteering & being in nature.